ICARE JABAR : 23 Dolar, Strategi Peningkatan Populasi Domba Garut
Garut - Melalui program ICARE, BSIP Jawa Barat berharap dapat meningkatkan populasi domba dalam lima tahun ke depan dengan cara menciptakan solusi alternatif yang dinamakan "23 DOLAR," dimana domba melahirkan kembar setiap dua tahun tiga kali.
Domba Garut, yang juga dikenal dengan nama Domba Priangan, merupakan salah satu hewan ikonik di Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat. Domba ini telah lama dibudidayakan oleh masyarakat Garut. Mereka sangat menghargai Domba Garut karena sifatnya yang kuat, tangguh, dan memiliki naluri bertarung yang kuat.
Domba Garut jantan juga dianggap sebagai Sumber Daya Genetik (SDG) khas Jawa Barat yang berpotensi untuk meningkatkan kualitas domba lokal lainnya.Selain itu, mereka memiliki naluri bertarung yang membuat pemeliharaan mereka menghasilkan seleksi domba Garut tipe tangkas. Sayangnya, Pemeliharaan domba di Kabupaten Garut masih banyak dilakukan sebagai usaha sampingan oleh petani, dengan domba sering dijadikan tabungan.
Meskipun genetik Domba Garut memiliki potensi produksi yang tinggi, pengelolaan ternak masih bersifat tradisional dan berorientasi kecil, yang menyebabkan produktivitas rendah. Ini juga berdampak pada rendahnya peningkatan populasi domba untuk memenuhi kebutuhan pasar.
Kabupaten Garut menjadi salah satu lokasi Program ICARE di Indonesia, yang mengidentifikasi domba sebagai komoditas yang berpotensi besar. Populasi domba di wilayah Program ICARE pada tahun 2021 terdiri dari beberapa kecamatan dengan jumlah ternak yang signifikan.
Melalui program ICARE, BSIP Jawa Barat berharap dapat meningkatkan populasi domba dalam lima tahun ke depan dengan solusi alternatif yang disebut "Dua Tahun Tiga Kali Domba Melahirkan Kembar (23 DOLAR)."
Seperti diketahui, Domba memiliki kemampuan untuk melahirkan lebih dari satu anak dalam satu kelahiran dan dapat kawin sepanjang tahun. Untuk memaksimalkan potensi ini, perlu menjaga kualitas domba dengan perbaikan genetik, memberikan pakan yang baik, manajemen yang tepat, dan modifikasi lingkungan yang sesuai.
Untuk mewujudkan harapan ini, tentu saja perlu upaya yang cukup serius dalam pelaksanaan dan pendampingan budidaya ternak domba di lokasi Program ICARE.
Penerapan Good Farming Practices (GFP) termasuk di dalamnya tiga pilar utama atau biasa disebut sebagai segitiga emas (breeding, feeding, management) pada usaha ternak domba menjadi kunci keberhasilan 23 DOLAR.
Langkah-langkah kunci dalam penerapan GFP dan tiga pilar utama untuk mewujudkan 23 DOLAR meliputi:
Breeding (Pemilihan Bibit sesuai Persyaratan Teknis Minimal)
Penting untuk memilih bibit domba yang berkualitas. Bibit ini harus sehat, bebas dari penyakit, dan tanpa cacat fisik. Seleksi bibit juga harus berdasarkan riwayat kelahiran anak dan silsilahnya.
Dalam mencapai target ini, induk domba harus memiliki rekam jejak dalam menghasilkan anak secara teratur, frekuensi beranak kembar yang tinggi, dan bobot badan anak yang baik.
Untuk mendapatkan bibit yang sesuai, teknik perkawinan melibatkan pejantan unggul dan produktif, perkawinan alami dengan perbandingan jantan dan betina 1:10, dan menghindari perkawinan antara kerabat dekat (inbreeding).
Feeding (Pemberian Pakan dengan Nutrisi sesuai Kebutuhan Ternak)
Pemberian pakan domba sangat penting dan harus memperhatikan nutrisi seperti protein, vitamin, mineral, dan serat kasar. Pakan harus disesuaikan dengan kebutuhan fisik domba, diberikan dalam jumlah yang memadai, dan tentu saja berkualitas.
Pakan domba biasanya terdiri dari berbagai jenis, termasuk hijauan seperti rumput dan leguminosa, konsentrat, serta sisa-sisa tanaman pangan, perkebunan, dan hortikultura.
Pakan yang diberikan kepada domba harus memenuhi sejumlah persyaratan penting:
a) Tersedia dalam jumlah yang cukup dan mutu yang sesuai dengan standar mutu pakan domba (sesuai SNI).
b) Pakan dapat berasal dari pakan yang diolah atau diproduksi secara pabrikan.
c) Tidak boleh dicampur dengan hormon tertentu atau antibiotik.
d) Pemberian pakan harus mencakup hijauan segar minimal 10 persen dari bobot badan domba dan pakan konsentrat sekitar 1-2 persen dari bobot badan.
e) Jenis dan jumlah pakan yang diberikan harus disesuaikan dengan tujuan produksi, usia domba, dan kondisi fisiologisnya.
f) Dapat diberikan suplemen pakan (dalam jumlah kecil) untuk memperkaya nutrisi dalam pakan.
g) Bahan tambahan pakan atau bahan pelengkap dapat digunakan untuk memperbaiki metabolisme domba.
Management (Manajemen Usaha Ternak Domba yang Baik)
Manajemen usaha ternak domba yang baik meliputi pemeliharaan, kesehatan, kebersihan, kesejahteraan ternak, perkandangan dan lingkungan, serta manajemen sosial ekonomi.
Manajemen merupakan bagian penting dari usaha ternak domba dan hal ini dipengaruhi oleh SDM peternak dan akses peternak terhadap sumber daya.
Peraturan Pertanian Nomor 102/Permentan/OT.140/7/2014 mengatur pemeliharaan ternak domba berdasarkan umur atau kondisi fisik ternak. Ini bisa dijelaskan sebagai berikut:
1. Prasapih (umur kurang dari 12 minggu). Anak domba yang berusia kurang dari 12 minggu diberi air susu induk atau susu pengganti, terutama kolostrum. Mereka ditempatkan dalam kandang dengan alas (tilam) untuk kenyamanan dan perlindungan dari dingin.
2. Pascasapih (umur lebih dari 12 minggu) : Penyapihan dilakukan saat domba mencapai usia 3 bulan. Mereka diberi hijauan sebagai pakan utama, dengan sedikit konsentrat.
3. Domba Muda : Domba muda dikelompokkan dan dipisahkan berdasarkan jenis kelamin, usia, atau sifat tertentu. Makanannya terdiri dari hijauan yang memenuhi standar mutu, cukup air minum, dan perawatan rutin untuk bulu, kulit, dan kuku. Mereka juga mendapatkan vaksinasi atau obat cacing secara teratur.
4. Domba Dewasa : Terdiri dari tiga kelompok - domba induk yang tidak hamil (kering), domba induk yang sedang hamil, dan domba induk yang sedang menyusui.
Domba kering diberi pakan ekstra sekitar satu minggu sebelum dan sesudah dikawinkan, serta dilakukan pengaturan perkawinan.
Domba bunting diberi pakan dengan mutu yang lebih baik pada sepertiga terakhir kehamilan.
Domba laktasi diberi pakan yang sesuai dengan jumlah anak yang dilahirkan, dan jika ada lebih dari 2 anak, perlu diatur pemberian air susu induk karena jumlah puting susu hanya 2.
Good Farming Practices
Pada akhirnya, Penerapan Good Farming Practices (GFP) dalam budidaya ternak domba memang sangat penting untuk meningkatkan produktivitas dan potensi ternak domba.
Dengan memberikan pakan yang sesuai standar baik dari segi kuantitas maupun kualitas, mengatur perkawinan dengan bijak, menggunakan bibit berkualitas, serta menjalankan pemeliharaan sesuai pedoman yang disarankan, Peternak dapat memaksimalkan potensi ternak domba untuk melahirkan 3 kali dalam 2 tahun.
Selain itu, memberikan nutrisi yang baik kepada anak domba yang lahir kembar akan meningkatkan peluang hidup mereka, sehingga mempercepat pertumbuhan populasi domba.
Dengan demikian, hal ini akan meningkatkan efisiensi usaha ternak dan berdampak positif pada perkembangan jumlah ternak domba yang lebih cepat.
Sumber: TABLOIDSINARTANI.COM